Profil – Museum Wayang Jakarta

1640

1640 - 1732Gedung ini awalnya dibangun sebagai De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda) pada 1640. Setelah renovasi besar tahun 1732, namanya berubah menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda).

Gereja Belanda

Gereja tersebut adalah Gereja Salib (Kruyskerk) dan Gereja Belanda Baru / Kubah (Koppelkerk). Kedua gereja ini memiliki peranan penting dalam membentuk kelompok Kristen awal di Batavia.

1912

1912Tahun 1912, gedung dirombak total dengan gaya arsitektur Neo Renaissance khas Belanda, dan digunakan sebagai gudang oleh perusahaan Geo Wehry & Co.

Transformasi Bergaya Neo Renaissance

Sentuhan Neo Renaissance ini membuat bangunan tampak lebih megah dan elegan dibanding bentuk aslinya.

1939

1939–196022 Desember 1939, diresmikan sebagai Museum Batavia Lama oleh Gubernur Belanda Tjarda van Starkenborgh. Setelah kemerdekaan, 1957–1960, dikelola Lembaga Kebudayaan Indonesia dan berganti nama jadi Museum Jakarta.

Dari Museum Batavia Lama ke Museum Jakarta

Saat dipegang LKI, fokus museum mulai bergeser untuk melestarikan budaya Indonesia, bukan hanya sejarah kolonial. lalu, saat Jepang menduduki Indonesia, museum ini sempat terbengkalai dan kurang terawat.

1975

13 Agustus 1975Gubernur Ali Sadikin meresmikan gedung ini sebagai Museum Wayang, mengukuhkan wayang sebagai warisan budaya penting.